Friday, December 9, 2011

KELU


Melodi tertahan,, 
Hanya sanggup kusampaikan pada angin dan hujan,
Hanya sanggup kunyanyikan pada sepi dan kesenyapan..



Pada malam, kusampaikan kerinduanku pada bintang..
Pernah hadir dan mendekati, namun suara kecil menahanku.


  Langkah terkunci,, 
Hanya bisa berlari lepas saat ku bermimpi..
Hanya bisa bergerak lincah, bebas dalam angan..

Tertahan, dan berteman kebekuan disini

kelu dan tak terungkapkan meski angin berbisik memintaku.

Lalu semakin terasa perih saat kulihat mereka t'lah disana.
Aku ingin pergi, namun aku masih lumpuh tak berdaya.

Berkali harus ku menahan rasa ini dan berharap..
Esok akan hadir  membawaku terbang meraih bintang..

Dan rantai-rantai ini masih mengunci langkahku..
Dan aku masih tak bergerak.

Andai ku punya sepasang sayap, 
Agar aku bisa terbang lepas tanpa beban..

Andai aku bisa melepaskan rantai-rantai yang menahanku
Dan andai ku bisa bebas bersenandung tanpa ada rasa "KELU"

Friday, December 2, 2011

KORUPSI DAN KEMISKINAN (TAWA PEJABAT VS TANGISAN RAKYAT)


Oleh: Yutimah
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi-Antropologi
Universitas Negeri Padang

Korupsi dan kemiskinan merupakan dua permasalahan utama di Indonesia. Korupsi  dapat menodai dan bahkan dapat merusak sendi kehidupan bangsa Indoensia. Korupsi bisa memperhambat laju pembangunan di Negara Indonesia dan juga bisa memperlebar jurang kemiskinan. Pejabat yang kaya akan semakin kaya sedangkan rakyat yang menderita semakin menderita. Menurut survey oleh The World Justice Project pada tahun 2011 menghasilkan data bahwa Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara terkorup dari 16 negara di Asia Pasifik. Hal tersebut sangat menyedihkan, apalagi ketika setelah itu muncul data tentang kemiskinan yang ternyata meningkat. Menurut data dari Asia Development Bank (ADB), ada kenaikan jumlah orang miskin di Indonesia dalam tiga tahun terakhir sebanyak 2,7 juta orang. 

Miris dan menyakitkan ketika rakyat miskin begitu sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Mereka rela antri ketika ada sembako untuk memenuhi kebutuhan seperti minyak tanah, minyak goreng, raskin, untuk dapat harga murah. Rakyat miskin juga selalu harus menanggung derita seperti busung lapar, gizi buruk, flu burung, dan lainnya. Fenomena lainnya seperti anak jalanan, pengemis, putus sekolah, buta huruf, dan bunuh diri karena jeratan ekonomi belum ditangani secara serius oleh pemerintah. Di sisi lain pejabat semakin banyak yang melakukan tindakan korupsi. Mereka memperkaya diri dan tidak peduli akan penderitaan rakyatnya. Hal tersebut yang semakin menambah jurang kesenjangan di dalam masyarakat. 

Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan pemimpin yang berkualitas, jujur, bertanggungjawab dan punya komitmen kuat dalam membela rakyat. Pemimpin yang memiliki komitmen kuat, tidak akan segan-segan untuk menindak para pelaku korupsi walaupun pelaku tersebut adalah pejabat yang satu partai dengannya. Adapun pemimpin yang sudah terbiasa korup, segan untuk menindak bawahan karena dirinya adalah pribadi yang berperilaku sama. Akhirnya akan terbentuk suatu “kebersamaan” dalam arti negatif, yakni  bersama melakukan korupsi. Pengadilan korupsi sering mengungkap adanya relasi antara tindakan terdakwa dengan politik dan kekuasaan. 

Salah satu implikasi dari korupsi adalah munculnya kemiskinan. Oleh karena itu pemberantasan korupsi juga diharapkan bisa mengembalikan kestabilan ekonomi dan menghapus kesenjangan kemiskinan. Contoh : Dana  APBN yang diperlukan untuk kesejahteraan masyarakat telah banyak korup sebelum masuk kas negara sehingga rakyat yang menderita tidak akan terbantu. Jika kasus korupsi mampu ditangani dan diberantas sampai ke akarnya, maka niscaya kemiskinan dan penderitaan rakyat kecil bisa tereduksi. 

Disinilah, peran penegak hukum terutama kejaksaan dan kepolisian sangat urgen. Jika kedua instansi tersebut berfungsi dengan baik, maka proses perkara korupsi tidak perlu berlama-lama. Tidak perlu pula adu argumentasi. Mereka harus betul-betul bekerja profesional. Makin berlarutnya pengurusan proses suatu perkara, membuktikan betapa lemahnya birokrasi pada instansi terkait. Memperlambat proses perkara, berpotensi memberi peluang bagi tersangka koruptor untuk lari berikut uang curiannya. KPK, sebagai juga menjadi tumpuan harapan bagi masyarakat agar negara ini tidak hancur akibat korupsi.

Pemerintah selalu menjadi tonggak harapan bagi setiap rakyatnya, namun dengan begitu rakyat juga tidak hanya sekedar menyalahkan dan mengharapkan tindakan nyata dari pemerintah semata. Rakyat Indonesia juga harus turut andil menjadi rakyat yang mandiri dan juga jujur. Rakyat harus turut serta dalam memberantas korupsi dengan cara membiasakan diri berbuat jujur, tanggung jawab di dalam masyarakat. Tidak jarang terdapat tindakan korupsi yang dilakukan oleh rakyat seperti suap, menyogok, salam temple, upeti, dan sebagainya. Oleh karena itu rakyat juga harus ikut serta dalam menciptakan negara yang bebas korupsi. Pemberantasan korupsi tersebut bisa dilakukan dengan pendidikan sejak dini oleh pihak keluarga, sekolah dan masyarakat. Semoga tangisan rakyat bisa berkurang dan tawa pejabat yang korupsi bisa segera ditindak. Semoga masalah korupsi dan kemiskinan bisa segera diatasi tentunya dengan kerjasama yang baik oleh setiap elemen di Negara Indonesia.

Jurang Lebar Antara Si Kaya Vs Si Miskin

Kesenjangan ekonomi di Negara Indonesia semakin melebar. Hal tersebut terbukti dengan adanya jurang antara pendapatan orang kaya dan orang miskin di Indonesia. Menurut data yang dikumpulkan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat perkumpulan prakarsa, jumlah kekayaan yang dimiliki oleh 40 orang terkaya di Indonesia setara atau sama dengan 60 juta jiwa penduduk Indonesia yang paling miskin.

Di negara tetangga "Singapura" tercatat bahwa pembeli barang properti mahal yang terbanyak salah satunya adalah pembeli dari Indonesia. Kelompok masyarakat yang kaya di Indonesia menempati urutan ke-3 yang sering membeli barang properti seperti apartemen, kondominium dan tanah yang harganya milyaran rupiah.

Data tentang melonjaknya kekayaan orang Indonesia tersebut sangat berlawanan dengan realitas kehidupan masyarakat di Indonesia. Menurut data dari Asia Development Bank (ADB), ada kenaikan jumlah orang miskin di Indonesia dalam tiga tahun terakhir sebanyak 2,7 juta orang.

Masih terngiang di telinga saat ada berita tentang beberapa siswa yang bunuh diri karena tidak sanggup membayar SPP di berbagai tempat di Indonesia. Tentang seorang anak SMP yang harus rela mendapatkan hukuman yaitu dijemur setiap hari gara-gara tidak bias memberi seragam sekolah yang lengkap. Ada pula tentang seorang suami dan istri yang bunuh diri bersama-sama karena jeratan ekonomi. Sungguh miris melihat keadaan rakyat miskin yang kesulitan menjalani hari-harinya, sedangkan di luar sana masyarakat tingkat atas (kaya) membelanjakan uangnya untuk membeli properti bernilai ratusan juta bahkan pulan milyar.

Ketimpangan yang terjadi antara masyarakat kaya dan miskin di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Orang terkaya di Indonesia memiliki kekayaan sampai dengan 45 triliun sedangkan orang miskin di Indonesia pada tahun 2010 adalah yang penghasilannya maksimal Rp. 211.726,00 per bulan. Sedangkan menurut BPS kriteria masyarakat miskin salah satunya adalah yang penghasilan per-bulan_nya kurang dari 600.000 per bulan. Jika dibandingkan dengan pendapatan orang terkaya di Indonesia maka jelas terlihat jurang yang sangat lebar. Jumlah kekayaan yang dimiliki oleh 40 orang terkaya di Indonesia setara atau sama dengan 60 juta jiwa penduduk Indonesia yang paling miskin.

Ketidakadilan yang semakin tinggi di negara Indonesia dikhawatirkan akan memicu tumbulnya ledakan sosial-politik dari pihak masyarakat yang merasa tidak adil. Bahkan pada tanggal 19 Oktober yang lalu gerakan anti kapitalis sudah merambah ke Indonesia. Gerakan anti kapitalis, yang didahului dengan gerakan anti Wall Street yang dikenal dengan Duduki Wall Street (Occupy Wall Street/OWS) mulai merambah Indonesia. Sejak Selasa (18/10) petang telah beredar undangan melalui jejaring sosial facebook, yang mengajak untuk menduduki Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Gedung Plaza 89, yakni gedung yang ditempati industri pertambangan emas asal Amerika Serikat yang beroperasi di Papua, PT Freeport Indonesia.

Kesenjangan ekonomi di Indonesia hendaknya mampu diatasi oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah hendaknya serius mengatasi jurang yang terjadi antara si kaya dan si miskin. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Prakarsa juga menghimbau Pemerintah menjadikan kesenjangan pendapatan antara si kaya dan si miskin di Indonesia menjadi target pembangunan. Hal itu guna mencegah terjadinya guncangan sosial poltik, di Indonesia.

Sementara itu, peneliti Prakarsa Fajar juga mengkhawatirkan kemungkinan akan terjadi bencana sosial bila berbagai permasalahan sosial dan dampaknya tidak segera diatasi oleh pemerintah. "Krisis keuangan yang terjadi di Amerika telah menggerakan gerakan pembangkangan sosial. Dan dikhawatirkan negara Indonesia juga akan mengalaminya Selain itu pemerintah juga hendaknya mampu mengeluarkan standar kemiskinan yang manusiawi dan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro menyarankan agar standar kemiskinan di Indonesia menggunakan indikator 60 perrsen dari rata-rata pengeluaran atau pendapatan di lingkungannya. "Ukuran kemiskinan ini sekaligus mampu mengukur tingkat ketimpangan dan memeriksa ekslusi sosial," ucapnya.

Yutimah
Mahasiswa Jurusan Sosiologi-Antropologi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang

next page
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 Yutimah Damazier |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net