Akhir-akhir
ini banyak berita kematian yang kudengar, kebanyakan kematian yang mendadak dan
tidak disangka-sangka.. ya memang begitulah kematian. Dimulai dari beberapa
minggu yang lalu yang kudengar tentang
kematian dua mahasiswi dari FK UNDIP karena kecelakaan bus setelah acara city
tour di Purwokerto. Satu minggu yang lalu mendengar kematian dari desa
kelahiran “Gunung Tengah” kalau Pak Kadus Satar meninggal mendadak hanya karena
pusing langsung pingsan dan tidak bangun lagi. Dua hari yang lalu kematian
seorang mahasiswi FK UNAND karena terserang demam berdarah. Kemudian berita
yang baru datang tadi sore adalah kematian seorang gadis cilik, putri dari dosen
dan Sekretaris Jurusan di kampusku.
Setiap
cerita kematian tersebut menyisakan duka bagi keluarga dan orang-orang
terdekat. Setiap menit dan detik terbayang setiap kebaikan dari almarhum/almarhumah.
Terkadang aku merasa dan bertanya “kenapa
orang baik lebih cepat dipanggil Allah?”. Entahlah mungkin hanya pemikiranku.
Atau hanya hasil dari sebuah duka yang mendalam terhadap kepergian orang-orang
yang baik di dunia. Sedangkan jika ada orang yang perangainya tidak baik tentu
tidak akan dikenang sedemikian rupa.
Hanya
saja, dari semua berita kematian yang kudengar semuanya adalah orang yang baik
dan sangat disayangkan kepergiannya. Dua mahasiswi FK UNDIP Insya Allah dari yang
kulihat beritanya, keduanya adalah gadis shalehah yang di blog-blognya juga
terlihat keistimewaan dirinya. Keceriaan dan harapan mereka telah berakhir
ketika bus yang mereka tumpangi mengalami rem blong dan meluncur dengan sangat
cepat di turunan yang akhirnya menewaskan 6 orang termasuk kedua mahasiswi
tersebut. Pak Kadus Satar juga demikian, merupakan orang yang baik dan bisa
dijadikan panutan bagi warga sekitar. Betapa sedih keluarga dan warganya yang
mendengar kematiannya yang mendadak, bahkan hanya merasakan pusing beberapa
menit kemudian pingsan lalu Allah benar-benar memanggilnya. Kemudian mahasiswi
FK UNAND dan putri dosen yang mengalami demam berdarah dalam kurun waktu 1
minggu dan akhirnya meninggal juga menyisakan duka mendalam bagi keluarga yang
menyayangi mereka.
Semoga kita juga adalah
orang yang baik dan meninggal dengan keadaan baik (Khusnul Khatimah).. Aamiin.
Aku
pernah mendengar tentang sebuah kata motivasi “Orang yang cerdas adalah orang selalu mengingat kematian dan
mempersiapkannya.” Setiap berita kematian hendaknya memberikan pelajaran
bahwa hidup di dunia ini memang hanya sementara. Seharusnya semua itu bisa kita
ambil hikmahnya bahwa kita semua adalah tamu yang hanya singgah sementara di
dunia ini. Semua yang kita miliki baik harta, jabatan, kemegahan adalah
pinjaman yang harus kita kembalikan suatu saat nanti. Kematian tidak menunggu
usia kita menua, tidak menunggu rambut kita memutih, tidak menunggu
tulang-tulang kita rapuh dan kulit keriput. Karena kematian bisa datang kapan
saja, kita yang harus selalu mengingatnya dan mempersiapkannya. Kematian tidak seperti yang kita fikir pada umumnya,
bahwa kematian itu dekat dengan orang-orang yang berusia uzur. Itu salah karena
kematian bisa saja datang kepada balita, remaja, orang tua bahkan juga terhadap
bayi yang baru lahir.
Bahkan
kematian juga bisa datang kapan saja, saat kita sedang duduk, berjalan, pergi
kuliah/bekerja, bahkan saat kita sedang tidur. Tidak ada yang bisa menduganya,
tidak ada yang bisa menghindarinya dan tidak ada yang bisa mengundur saat
kematian itu jika dia akan tiba, Dalam do’aku semoga kita termasuk orang yang
cerdas, yang selalu mengingat tentang kematian dan berusaha sungguh-sungguh
mempersiapkannya.
Sebenarnya jika semua orang mampu melakukan
itu dan merenungi makna kehidupan kita yang sementara ini, mungkin tidak akan
ada tindakan-tindakan kejahatan yang terjadi di muka bumi ini. Tidak ada
pencuri, koruptor, teroris dan sebagainya. Karena, orang yang memahami makna kehidupan
kita sesungguhnya tidak akan sempat memikirkan apapun kecuali mempersiapkan
amal untuk kehidupan ke-dua kita kelak yaitu di akhirat. Harta, pangkat,
jabatan, ilmu hanyalah titipan, DIA Allah yang Maha merajai segalanya. Tidak
ada satu alasanpun yang bisa dijadikan sebagai bekal kesombongan dan keangkuhan
kita di dunia. Dan benar tentang satu kata bahwa “Setiap manusia yang hidup di dunia ini hanya membawa seonggok daging
yang hina, esok hari ia membusuk. Duhai jiwa renungkanlah, yang membuat kita
mulia hanyalah keimanan dan ketakwaan kita”. Astaghfirullah, Ya Allah
sadarkanlah hati kami, agar kami senantiasa mempersiapkan hari itu, dimana
Engkau memanggil kami. Siapkanlah jiwa kami dengan amal, keimanan dan ketaqwaan
kepadaMu.
Selama kita hidup di dunia ini, Allah
memanggil kita hanya tiga kali.
Yang pertama, memanggil kita untuk
shalat (lewat Adzan),
Yang kedua, memanggil kita untuk
menunaikan ibadah haji,
Dan yang terakhir memanggil kita untuk
kembali menghadapnya.
Semoga
kita senantiasa mempersiapkan diri untuk memenuhi setiap panggilanNYa. Aamiin
Yaa Rabbal Alaamiin..