Sunday, November 27, 2011

BERCERITA KEPADA HUJAN

 
Musik mengalun, merambati daun telingaku.
Musik itu datang darimu, memberiku ketenangan.
Aku menyukai bunyi titik-titik airmu.

Aku ingin menyentuhmu, 
Dan kubiarkan dingin menusuk pori-pori kulitku.

Nyatanya, aku hanya sendiri dan terdiam.
Memandangmu lewat dinding-dinding kaca yang bisu.
Dinding kaca yang termangu pada hatiku.

Setia menatap hujan yang menari-nari.
Aku ingin keluar, bermelodi bersama denganmu.

Dengarkan ceritaku, hujan.
Aku ingin sepertimu, hujan.
Yang tak pernah takut turun dan menari.
Tak pernah takut, menitik dan bermelodi.
Air yang bening.. tak ada yang kau pakai.
Tak ada sutera atau perhiasan .
Kau hanya tetes-tetes air.

Dengarkan ceritaku, hujan.
Aku ingin sepertimu, hujan.
Yang tak pernah ragu untuk jatuh dimanapun.
Kau tak pernah takut untuk jatuh di dedaunan.
Kau tak pernah takut jatuh di genteng rumah manapun.
Kau tak pernah takut jatuh di lautan.
Kau tak pernah takut jatuh di tanah-tanah kering.

Dan kau tak pernah ragu untuk jatuh ditanganku,
Ketika aku sering menengadahkan tanganku ke arahmu.
Aku tak dapat menghitungnya,
Aku tak tahu berapa kali kau menitik di aspal-aspal basah.

Hujan, andai kau mendengarku.
Kegalauan hatiku akan dunia.
Akan harapan dan impian di dada.
Akan keraguan, kegoyahan menjadi tantangannya.

Hujan, andai kau merasakanku.
Seperti aku merasakan sejuknya setiap tetesmu.
Hujan, andai kau mendengarkanku.
Seperti aku mendengarkan melodi dari titik titik airmu.
Dan andai kau bisa mengerti,
Bahwa aku sedang bercerita kepadamu, hujaaan....

Yutimah Damazier

No comments:

Post a Comment

next page
 
Home | Gallery | Tutorials | Freebies | About Us | Contact Us

Copyright © 2009 Yutimah Damazier |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net