Terkadang aku memandang ke luar, andai kau datang di hari ini seperti sore kemarin. Ya, sore kemarin saat kau datang perlahan memberikan pesan kedamaian.
Jalanan yang berdebu, kering dan terpanggang mentari, kuharap kau datang. Daun yang terlalu tua, kering dan berjatuhan, kuharap kau hadir membuat tunas pepohonan tumbuh kembali.
Aku merindukanmu, karena aku ingin bercengkrama denganmu tentang hati yang ingin sedamai titik-titikmu.
Aku merindukanmu, karena aku ingin bercengkrama denganmu tentang hati yang ingin sedamai titik-titikmu.
Aku rindu untuk menengadahkan tanganku, menyambut titik air di telapak tanganku.
Aku rindu kau mewakili semua yang kurasa tanpa aku harus berkata. Saat gundah dan resah, terkadang segala tingkah membunuhku dan tak ada yang mampu memahami.
Aku rindu kau mewakili semua yang kurasa tanpa aku harus berkata. Saat gundah dan resah, terkadang segala tingkah membunuhku dan tak ada yang mampu memahami.
Aku hanya merindukanmu gerimis dan mengajaku menyanyikan melodi bersama, bercengkrama bersama. Di tengah kalbu yang kering kerontang, kau membasahinya menyejukan. Terimakasih gerimis, dan aku menunggumu hari ini..:-)
..........:-)
ReplyDelete